senyum mereka secerah harapan yang dinanti..



Canda tawa, kegembiraan terpancar dari anak-anak bangsari saat jawara itu mendatangi, berkunjung, bersosialisasi kepada para anak-anak yang mendapatkan sumbangan dari program pendidikan bloggers for bangsari berupa kambing, namun tidak hanya itu saja mereka yang belum ataupun tidak mendapatkan pun ikutan sorak sorai. Sampai-sampai setelah bubaran TPA mereka membuntuti saya satu persatu .


[salah satu sekolah yang sekaligus TPQ, Pesantren]



Kami, pepenk,lia yang lagi pada konsern mewawancarai beberapa anak yang mendapat sumbangan kambing itu mulai melihat keadaan tempat kandang kambing, maupun rumah tempat tinggal anak-anak bloggers for bangsari. Tersentuh memang melihat kondisi mereka yang sebetulnya tak layak tinggal dan tingkat pendidikan mereka yang sangat minim. Namun tak mematahkan semangat penerus bangsari ini untuk berangan- angan diwatku besar nanti.

Meskipun ada beberapa yang sampai saat ditanyakan apa cita-cita nya kelak *jawabannnya “DiaMm SeeRIBU BaHaSsA” atau bahkan tak punya cita- cita karena cukup bisa hidup saja sudah sangat bersyukurnya mereka *masya ALLAH*

Tidak cuma anak-anak bangsari saja yang di wawancari,

Juragan kambing ikut mengumukkan suaranya.










Bapak Misri selaku pelaksana program bloggers for bangsari juga melaporkan hasil bloggers for bangsari secara rinci.




Ada salah satu penduduk yang tak mau disebut namanya,berkomentar bahwa di desa bangsari ini karena penduduknya mayoritas NU moslem sehingga tidak mungkin partai GOLKAR bisa menang. Hal ini membuat desa Bangsari tergolong tertinggal dari desa lainnya katakan saja sarana transportasi pun juga tak cukup memadai jalan-jalanya yang dilewati para jawara bloggers for bangsari sejauh 2 km menuju TKP persinggahan kebanyakan rusak parah malah tak ada jalannya yang di aspal. Lampu penerangan jalanpun juga tak tampak sehingga malm hari terlihat benar- benar gelap gulita padahal itu jalan protokol menuju keluar desa. Keadaan sosial nya sepertinya damai, adem ayem. Kalaupun ada yang rumah nya katakan sedikit lebih baik dari lainnya itu hanyalah karena hasil dari TKW ke ARAP, HONGKONG, MALAYSIA. Setelah mereka mempunyai hasil dari TKW itu mereka kebanyakan lupa daratan, foya-foya akhirnya miskin lagi tertiggal lagi.

Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Gembong selaku guru SMP di tsanawiyah ini, “ murid-murid saya kadang belum sampai lulus ujian sudah keluar alesannya macam-macam antara lain keluar tidak sekolah lagi hanya karena harus menggantikan ibunya menjadi TKW di Malaysia, malah ada lagi gara-gara di pengaruhi orang tua nya supaya tidak usah sekolah karena dianggapnya memakan biaya cukup besar lebih baik bekerja di negeri orang [TKW] dapat duit banyak tanpa harus mikir apa itu pelajaran yang membuat pusing kepala.”

Mayoritas penduduk bangsari hidup dari pekerjaan bertani, berladang,ada yang menjadi buruh karena tak punya sawah maupun ladang dan mentok nya TKW, karena mereka sudah bosan miskin pasrah lebih baik daripada berangan-angan karena bisa makan untuk besok saja mereka sudah syukur..


eh tak sengajah mergokin ada orang yang dapat hasil buruannya







Berdirinya pesantren di hampir tiap wilayah desa bangsari ini membuat penduduk bangsari cukup ilmu tentang agama ISLAMnya, jadi hampir tak ditemukan seorang yang berpakaian seronok. Kalaupun itu ada tapi itu pasti bukan selamanya tinggal di bangsari, biasanya mereka itu merantau ke luar dari desa bangsari.

Sampai-sampai aku tak bisa membedakan orang desa bangsari itu, karena mereka wajahnya hampir sama semua.Panasnya tak terasa namun cukup membuat kami menghitam kulitnya sewaktu memulang dari sosilisasi bloggers for bangsari ini.


Berikut wajah2 anak2 yang di sumbang dari program bloggers for bangsari [GENERASI BANGSARI]


pose-nya Amin Ridho udah kaya model yha..








saefulloh takud difoto minta ditemenin bapaknya









hamdan dengan semagat ngaritnya berharap bisa semangat pula belajarnya, bawa sekarung rumput jadi inget sinterklas bawa hadiah natal












selain itu dia ingin bercita-cita menjadi seorang olahragawan ato binaragawan yha?? coba tengoklah lengan nya sekekar ade rai..











Rubangi [baju oranges]
*hampir tak bisa dibedakan antara rumah tinggal dan kandang kambing*













yasrofi dengan tubuh yang kekar, punya cita-cita mulia ingin menjadi teknik mesin dan ingin membangun desa bangsari.












meskipun dia seorang perempuan, namun wifayatul amani tak kalah semangatnya merawat kambingnya, mau
ngarit mencari rumput dan sekolah membuatnya semankin semangat belajar. Yang masih malu-malu untuk menyebutkan cita-citanya.







Untuk itu ide dari bloggers for bangsari ini membuat gebrakan baru supaya persepsi para penerus bangsari itu tidak usah lagi bercita-cita ke luar negeri yang hanya menjadi seorang TKW kasar di negeri orang namun mereka di beri arahan supaya mempunyai cita-cita semangat belajar dedikasi tinggi demi memajukan desa mereka sendiri. Kalau tidak di mulai dari kesadaran kita siapa lagi yang mau peduli dengan saudara – saudara kita??






tepat jam 8 pagi waktu bangsari para jawara sosialisasi kambing baru menginjakkan kakinya di st. Gandrung mangun..

Hawa segar bangsari sudah berasa [dingin, lembab, bau ladang pertanian]

Wajah-wajah bangsari sudah mulai dikenali..

Para jawara ituh adalah ki ka [juragan kambing, kyai jembambul, jaka tarup, jakober, dan temen2nya] lagi jalan kaki sejauh 2km ke rumah juragan kambing. Sedang para wanitanya [vita beserta saya sendiri] naik motor.

Saking jauhnya sengkleh kaki sehingga para jawara ituh “KENCOT” mampir lah di sebuah warung gedeg. Dalam waktu 10 detik tempe mendoan sudah ludes termakan.

Sambutan baik dari keluarga juragan kambing, yang sudah menyediakan makanan yang khas bangsari seperti yg diceritakan oleh kyai cabul berupa iwak mentok [lebih enak dari bebek ginyo lho!!], tempe mendoan, sayur lombok plus tempe, sayur rebung ya aku lupa nama nya maaabh. Jajanan nya juga ada seperti getuk goreng, hmm yummy.

Perut terisi penuh, kelelahan sepertinya sudah tak dapat di elakkan lagi, para jawara menidur dikamar yg sudah disediakan..tak lupa mandi juga koq.. jadi terlelaplah smua jawara ituh.

Suasana pasar Bangsari kebanyakan para ibu-ibu atau para wanitanya berjilbab maklumlah daerah santri jadi jarang sekali dijumpai wanita yang tanpa jilbab.






[tar disambung lagi yha masih detlen ampun :( ]